Chapter 4: CHAPTER 04 EKSEKUSI DIRUMAH JAHIDA PART 01
Pak Abbasy dan pak Fariel menyeret Jahida ke sebuah kamar yang diyakini pak Abbasy adalah kamar Jahida, benar saja dugaan pak Abbasy, diikuti oleh Jahida yang terus merangkak di belakang nya pak Abbasy dan pak Fariel pun mulai membuka satu persatu pakaian nya, sehingga ketika sudah berada di kamar tak satu helai benangpun menutupi tubuh ketiga manusia itu. kontol pak Abbasy yang masih tertutup oleh kulup nya itu membuat mata Jahida terbelalak, bergelantung seperti belalai gajah, belum ereksi saja sudah membuat Jahida ketakutan dan reflek bergerak mundur, namun di belakang Jahida ternyata ada pak Fariel yang ukuran kontol nya pun hampir sama dengan pak Abbasy membuat Jahida tak bisa bergerak mundur lagi.
"Mau kenapa kau anak manis?" seringai pak Fariel, hehehe…
"Jangan pak, ampun pak", iba Jahida kepada ketua pria tua itu.
"Bapak ga akan main kasar kok, tapi ada syarat nya, hehehe…" kata pak Abbasy.
Dengan ragu Jahida pun melihat pak Abbasy, seakan ingin tau apa syarat yang di ajukan pak Abbasy.
"Kau harus jadi wanita binal, hehehe… anggap diri kau itu pelacur, dan bapak ga mau kalau ada apa - apa malah di bilang bapak yang memperkosa, jadi tugas kau yang memperkosa bapak, hehehe..." ujar pak Abbasy.
Terdiam Jahida mendengar syarat pak Abbasy, dalam hati nya sungguh dilema, dan Jahida juga tidak terlalu paham dengan syarat yang di ajukan pak Abbasy, menjadi nakal seperti apa? menjadi binal yang bagaimana, harus kah Jahida yang merayu seolah - oleh menjadi seorang pelacur yang haus seks.
"Jangan diam aja kau? mau main kasar atau gimana ni?" Tanya pak Abbasy membuyar kan lamunan Jahida.
"Tapi pak, Jahida ga paham dengan syarat itu." jawab Jahida.
"Aduh kau ini, udah berapa lama si jadi budak seks Khairul", gerutu pak Abbasy.
Jahida kembali merunduk mendengar hinaan pak Abbasy itu.
"Yasudah lah bang, kita main kasar aja lah… hahaha…" kata pak Abbasy kepada pak Fariel.
"Kalo aku si gas - gas aja Abbasy, kapan lagi dapat memek gadis", ucap pak Fariel.
"Jangan pak… Jahida mohon, Jahida akan jadi pelacur aja ikut syarat bapak", jawab Jahida yang takut mendengar kata main kasar dari mulut pak Abbasy.
"Apakah kau siap menjadi pelacur?" Tanya pak Abbasy cengengesan.
"Siap pak", jawab Jahida.
"Kalau begitu bapak juga siap untuk mengobrak abrik meki tembem kau itu, hahaha…" tawa pak Abbasy dan pak Fariel menggema di dalam kamar Jahida.
Jahida tak tau harus memulai dari mana, selain bukan seorang pelacur, Jahida juga sama sekali tidak tau bagaimana cara pelacur memuaskan pelanggan nya, yang Jahida tau hanyalah sekarang dia harus membuat pak Abbasy dan pak Fariel menyetubuhi nya.
"Loh?! kok kau diam aja?" Tanya pak Abbasy
"Jahida harus bagaimana pak?" tanya Jahida ke pak Abbasy.
"Alamakk… ga ngerti dia rupa nya bang", kata pak Abbasy kepada pak Fariel.
"Kau pulak aneh, dari tampang nya aja tau ini anak baik - baik, kau suruh pulak jadi pelacur", jawab pak Fariel sambil tertawa, hahaha…
"Sini la kau", pak Abbasy menyuruh Jahida mendekat.
"Ampun pak, jangan siksa Jahida", jawab Jahida ketakutan.
"Hahaha… udah kecil kali nyali nya bang dibuat Khairul", kata pak Abbasy lagi ke pak Fariel.
Jari pak Abbasy memberi isyarat kepada Jahida untuk makin mendekat, kini jarak wajah Jahida dan pak Abbasy sangat dekat, tercium oleh Jahida bau rokok dari nafas pak Abbasy, dan tiba - tiba dengan beringas pak Abbasy melumat bibir Jahida, dan sang gadis pun mau tak mau membalas lumatan bibir pak Abbasy itu. Lidah pak Abbasy terus bermain di dalam mulut Jahida, sebenar nya bau mulut pak Abbasy sangatlah tidak enak, membuat Jahida mual namun Jahida tak berani untuk menolak, maka dari itu Jahida pun tetap melayani lumatan bibir pak Abbasy meskipun Jahida tidak menikmati ciuman itu. Tengah asik melumat bibir Jahida, tangan pak Abbasy pun tak tinggal diam, kedua gunung kembar Jahida lah yang menjadi sasaran empuk tangan pak Abbasy, mendapat rangsangan seperti itu, tubuh Jahida pun bereaksi di awali dengan kedua putting nya yang mengeras di tangan pak Abbasy, bahkan Jahida pun kini sudah seperti menikmati serangan bibir pak Abbasy.
Kini pak Fariel pula yang menggantikan pak Abbasy melumat bibir munyil Jahida, dan di karna kan Jahida yang mulai terbawa arus permainan pak Abbasy maka dengan senang hati Jahida menyambut bibir tebal pak Fariel, ditambah dengan rangsangan lidah pak Abbasy yang kini sudah berada di kedua gunung kembar Jahida. Puas bermain dengan tubuh Jahida, pak Abbasy pun meminta Jahida agar berbaring di atas Kasur nya, dengan posisi menggangkang memperlihatkan meki nya kepada kedua pria tua itu.
"Duhhh… bang seger banget ini hidangan dari Khairul." ujar pak Abbasy.
"Hahaha… tadi nya pengen makan daging rendang, eh dikasih daging mentah", ejek pak Fariel.
Kedua pria tua itu pun berpindah posisi di kepala Jahida, dan kini terpampanglah dua batang kontol besar dan panjang yang tidak sunat tepat di atas wajah Jahida, dan dengan inisiatif sendiri, Jahida pun membuka mulut nya dan masuklah kontol pak Abbasy menembus mulut Jahida. tangan Jahida juga tak tinggal diam, pak Fariel menyuruh Jahida untuk mengocok kontol nya sebelum mendapat giliran service dari mulut nya, tampak kesulitan bagi Jahida untuk menampung kontol besar pak Abbasy, ditambah pak Abbasy juga sesekali mendorong mentok kontol nya, membuat mata Jahida berkaca - kaca. pak Abbasy pun melepas kontol nya, memberi ruang kepada pak Fariel untuk dapat menikmati mulut sang gadis, namun pak Abbasy bergeser ke bawah tepat di selengkangan Jahida, Nampak nya pak Abbasy sudah tak sabar untuk merasakan jepitan meki Jahida, dan blesssshhh… tubuh Jahida mengejang akibat dorongan kontol pak Abbasy yang membelah meki nya.
Mata Jahida kembali terbelalak menahan rasa perih pada meki nya, ingin rasa nya Jahida berteriak namun hal itu tidak dapat dia lakukan karna mulut nya yang di sumpal oleh kontol pak Fariel, sedangkan pak Abbasy yang menyadari Jahida kesakitan mendiamkan kontol besar nya untuk sesaat, dan kemudian pak Abbasy memulai dengan lembut menyetubuhi Jahida. perlakukan pak Abbasy yang sangat berbeda dari pak Khairul membuat Jahida merasakan apa itu nikmat nya bersetubuh kali ini, pelan - pelan rasa perih pada meki nya kini berganti dengan rasa nikmat, gesekan demi gesekan kontol besar pak Abbasy membuat Jahida sungguh merasa terhanyut dalam kenikamtan. Jahida menatap mata pak Abbasy dengan pandangan nafsu, seakan ada sesuatu yang ingin meledak dari meki nya, kontol pak Fariel yang kian dalam merangsek ke dalam mulut nya tambah membuah nafsu Jahida menjadi - jadi, pak Abbasy yang sudah berpengalaman pun menyadari bahwa Jahida akan segera orgasme, dari situ lah pak Abbasy mempercepat sodokan kontol nya pada meki Jahida, dan creett... creett... tubuh Jahida mengejang akibat orgasme yang melanda nya.
Pak Abbasy melepas kontol nya yang belum klimax itu, kemudian di gantikan dengan pak Fariel yang menggenjot meki Jahida, sementara pak Abbasy kembali mengarahkan kontol nya yang mengkilat akibat semburan dari dalam meki nya ke mulut Jahida, yang langsung di sambut oleh lidah Jahida mengecut ujung kontol pak Abbasy.
"Aaaahhhh…" desah Jahida yang merasakan meki nya di masukin kontol pak Fariel.
Pak Fariel pun langsung menggenjot meki Jahida yang sudah becek itu, sudah tidak adalagi rasa perih pada meki nya, ntah karna memang sudah becek atau memang Jahida yang sudah ketagihan dengan kenikmatan kontol, pak Abbasy juga merasakan lidah Jahida sedang menari - nari di batang kontol nya, menandakan bahwa sang gadis ini sudah luluh dengan keperkasaan nya. sodokan kontol pak Fariel pun tampak nya akan membuat Jahida orgasme lagi, pak Fariel pun melepas kontol nya dan creettt… creett… tambah meki Jahida menyemburkan cairan cinta nya cukup banyak sampai muncrat cukup jauh, tubuh Jahida juga betgetar hebat mendapatkan orgasme nya yang kedua.
"Hahaha… liat Abbasy, sampe muncrat – muncrat", ujar pak Fariel.
"Hahaha… keenakan yah kau?" Tanya pak Abbasy kepada Jahida.
"Iyah pak enak", jawab Jahida yang kini terbawa arus permainan pak Abbasy dan pak Fariel.
"Mau lagi?" Tanya pak Fariel.
Dengan malu - malu Jahida mengangguk.
"Jangan kau diam aja, mau atau gak nih?" Tanya pak Abbasy.
"Iyah mau pak, entotin Jahida lagi", ucap Jahida.
"Hahaha… udah ketagihan aja kau yah", jawab pak Fariel yang kemudian kembali memasukan kontol besar nya ke meki Jahida.
"Aaaahhhh…" desah Jahida yang juga meraih kontol pak Abbasy dan langsung melumat kontol tidak bersunat itu.
"Anjing! jadi liar gini dia bang, aaahhhh…" kata pak Abbasy yang merasakan lidah Jahida bermain di kepala kontol nya.
Pak Fariel pun menghentikan genjotan nya, yang langsung berganti pinggul Jahida lah yang berusaha menjemput kontol pak Fariel.
"Liat Abbasy liat, hahaha…" tawa pak Fariel.
"Lagi pak…" lirih Jahida sambil terus berusaha menggoyang kan pinggul nya.
"Kau mau kayak tadi yah?" Tanya pak Fariel,
"Iya pak, tolong buat seperti tadi pak", ujar Jahida lagi.
"Kalau gitu kau mohon dulu yah anak manis, hehehe…" ejek pak Fariel.
"Tolong sodok lagi pak, Jahida mohon", jerit Jahida.
Dengan memasang wajah sangar, pak Fariel pun dengan keras menghentak meki Jahida.
"Aaarrrgghh…" desah Jahida.
"Gini kan? ini kan yang kau mau hah?" erang pak Fariel.
"Aaahhhh… aaahhh…" desah Jahida.
"Kau rasakan ini, aku hancurkan meki kau ini yah", cercau pak Fariel yang makin genjar menyodok meki Jahida.
"Aaarrggg…" erang Jahida.
Pak Abbasy segera menyodok mulut Jahida dengan beringas, sampai kontol pak Abbasy menerobos ke keronggongan Jahida, namun Jahida tetap dengan tubuh yang merespon setiap sodokan pak Fariel, mata yang berkaca - kaca, liur yang sesekali tersembur dari sela - sela bibir nya, namun kontol pak Fariel sungguh membuat Jahida ingin segera sampai kepuncak orgasme lagi.
"Crrrettt… creettt... glookk… gloookkk…" hanya itu yang keluar dari dalam mulut Jahida yang di selingin tubuh nya yang bergetar hebat.
"Crooottt… croottt…" pak Fariel yang ternyata juga klimax pun mendiamkan kontol nya di dalam meki Jahida yang sedang banjir itu, sampai dengan kontol nya menciut barulah pak Fariel bergerak mundur dari selengkangan Jahida.
Senyum puas tampak dari wajah pak Abbasy melihat kakak nya yang bujang tua itu bisa mengentot dengan gadis muda yang cantik, barulah kini pak Abbasy akan melanjutkan tugas nya untuk menuntaskan hasrat nya yang sedari tadi sebenar nya sudah di ubun - ubun. Dengan Jahida yang masih tak bergeming kini pak Abbasy bergeser kembali ke selengkangan Jahida, tampak meki Jahida yang sudah sangat becek, dari dalam meki nya juga banyak mengeluarkan cairan kental putih, dan tepat kepala kontol nya di depan meki Jahida, pak Abbasy pun melesakkan kontol besar nya sampai mentok.
"Aaahhhh…" desahan keluar dari bibir Jahida dan tubuhnya juga mengejang menerima sodokan kontol pak Abbasy.
"Kau nikmati saja yah Abbasy, aku keluar dulu menemui Khairul", pak Fariel yang sudah puas pun izin keluar dan meninggalkan Jahida dan pak Abbasy berdua saja.
Setelah pak Fariel pergi, pak Abbasy terus melanjutkan menyodok meki Jahida, remasan tangan pak Abbasy pada kedua gunung kembar nya membuat nafsu Jahida perlahan mulai bangkit, tak sampai disitu, mulut pak Abbasy pun dengan rakus melumat bibir Jahida, yang mendapat balasan penuh nafsu dari Jahida. Kejadian yang sungguh langka, bagaimana bisa seorang pria tua dengan tubuh yang gendut, kulit yang hitam terbakar matahari dan wajah yang jauh dari kata ganteng sedang bercinta penuh nafsu dengan seorang gadis muda yang cantik, seperti tanpa paksaan dan saling menikmati. Desahan demi desahan yang keluar dari bibir Jahida sebagai tanda bahwa Jahida sangat menikmati bergumulan ini, tak jarang Jahida lah yang melumat bibir tebal pak Abbasy duluan, begitu pula dengan sodokan kontol pak Abbasy yang selalu bersahutan hentakan meki Jahida.
Layak nya pasangan yang sedang di mabuk cinta, Jahida sungguh lupa dengan status pak Abbasy yang hanya seorang tukang sayur juga yang tak seiman dengan nya, kenikmatan yang di suguhkan pak Abbasy juga membuat Jahida lupa diri. Cukup lama pergumulan Jahida dan pak Abbasy, sampai akhir nya pak Abbasy merasakan tubuh Jahida yang semakin hangat, gerak tubuh Jahida yang juga semakin nakal, dan pak Abbasy pun menaikan tempo genjotan kontol nya pada meki Jahida.
"Pakk, Jahida mau pipis lagi pak", desah Jahida.
Pak Abbasy pun kembali melumat bibir Jahida sembari menggenjot meki Jahida dengan cepat.
"Bapak juag mau keluar, serempak aja kita", kata pak Abbasy.
"Sodok yang kencang pak", jerit Jahida.
"Croootttt... croortt..." pak Abbasy menyembur kan mani nya di dalam meki Jahida.
"Creett… creett…" meki Jahida pun berdenyut denyut karna orgasme.
"Aarrggghhh..." pak Abbasy merasa hangat tersembur cairan cinta Jahida.
Kedua nya berpelukan dengan erat, kembali pak Abbasy melumat bibir Jahida dengan lembut dan cukup lama, sedang kan Jahida yang beberapa hari ini terus mendapat kekerasan dari pak Khairul kini merasa nyaman berada di dekapan pak Abbasy, dan pada akhir nya Jahida pun tertidur di pelukan pak Abbasy.
"Kau apakan itu anak Khairul sampai kek gitu?" Tanya pak Abbasy.
"Biasalah Abbasy, di hajar dikit biar nurut, hehehe…" jawab pak Khairul.
"Emang gilak kau yah, bisa ketakutan gitu dia dengar perintah kau", jawab pak Fariel.
"Hahaha… gimana tadi main nya?" Tanya pak Khairul.
"Emang mantap kali Khairul, kayak main sama pelacur aja kurasa, nurut kali", jawab pak Abbasy. Hahaha…
"Terus sekarang mana itu pelacur kecil kita Abbasy?" Tanya pak Khairul.
"Lagi tidur dia Khairul, kecapekan kali dia kulihat", jawab pak Abbasy.
"Biarlah dia istirahat dulu, sebelum kita mulai pesta nya." kata pak Khairul.
Terdengar renyah tawa ketiga pria tua itu memenuhi seluruh ruang rumah Jahida, dan aktifitas ketiga nya di lanjutkan dengan minum miras yang sudah di siapkan pak Khairul sedari tadi.
Bersambung…
JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...
KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...
JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN
INSTAGRAM : @WIDASU.ID
INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...
JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!
TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...