JAHIDA

Chapter 3: CHAPTER 03 PERMAINAN YANG SEMAKIN JAUH



POV PAK KHAIRUL

Sepanjang hidup, aku belum pernah sesegar ini ketika bangun tidur ditambah lagi hari - hariku kedepan nya akan terus bahagia, tanpa menikah, tanpa harus menafkahi, sekarang aku malah bisa ngentot seorang gadis muda sesuka hati kapan dan dimana pun yang aku mau. Masih dengan sarung ku yang sudah tak terbilang busuk nya ini, aku bergerak kedapur untuk membuat kopi, rutinitas ku setiap pagi sebelum beraktifitas mengantar Jahida ke sekolah, tapi karna ini hari minggu jadi aku bisa lebih santai menikmati pagi yang sejuk ini. Walaupun kontolku cukup pegal karna kemarin habis menghajar memek Jahida, namun hatiku begitu gembira, gadis yang baru mengenal seks itu dua kali aku buat pingsan, berkat jamu kuat yang aku minum kemarin siang, masih melekat di ingatanku betapa bucat nya meki Jahida yang aku hajar kemarin, ditambah dengan tangisan juga rintihan Jahida yang membuat aku tambah nafsu untuk menyetubuhi nya.

Banyak bekas cupangan yang aku tinggalkan di tubuh nya yang putih mulus, tak ada sedikitpun perlawanan dari Jahida selama aku menggauli nya, bahkan dengan ancamanku yang akan menyebarkan foto - foto nya saja membuat nyali nya ciut, dan terakhir aku memberikan seragam nya dan menyuruh nya pulang karna hari sudah hampir maghrib, Tak dapat aku Menahan geli hati ketika melihat Jahida yang kesulitan berjalan keluar dari rumahku, dengan kaki yang mengangkang karna tentu saja meki nya perih, selain meki nya yang masih perawan harus menerima sodokan kontolku yang panjang, juga Jahida harus melayaniku lebih dari sekali dari pagi hingga sore.

"Kok jalan nya seperti itu non?" ejek ku.

Jahida hanya diam saja dan menghentikan langkah nya sejenak, kemudian melanjutkan lagi menjauh meninggalkan rumahku. Aku tertawa dengan keras yang sudah pasti Jahida mendengar tawaku, tapi aku sekarang tidak peduli, karna mulai detik ini, Jahida hanyalah akan menjadi budak seks ku, tak lebih dari seonggok dari yang siap menampung peju ku, hahaha… Untuk hari ini aku hanya bermain dengan Jahida dari handphone saja, semua perintahku tak satupun di tolak nya, mulai dari aku yang meminta dia mengirimkan foto bugil di depan cermin, video call sambil dia colmek, sampai aku meminta dia terus melakukan video call ketika lagi mandii, terakhir aku meminta dia memasukan timun yang berukuran sedang ke dalam meki nya, dan Jahida harus melakukan aktifitas hari libur ini dengan memek yang terisi timun hingga malam hari kembali aku video call dengan nya ketika akan mengeluarkan timun yang ada di meki nya.

Aku juga membuat beberapa peraturan yang harus di patuhi oleh Jahida, yang mulai hari itu dia harus memanggilku dengan sebutan tuan, juga aku meminta semua celana dalam nya untuk aku bakar, sehingga Jahida tidak akan pernah lagi menggunkan celana dalam, juga aku meminta dia setiap pagi harus mengirim foto bugil nya dengan pose nakal, dan semua itu di sanggupi oleh Jahida, yang membuat semakin banyak koleksi nya padaku, hahaha...

Di sebuah kamar yang cukup luas tampak Jahida sedang bersiap untuk mandi sebelum berangkat untuk menimba ilmu, namun tiba - tiba handphone Jahida berbunyi dan tenyata itu pesan dari pak Khairul.

"Bapak tunggu dalam 5 menit, kalau ga ada kirim foto berarti tanda nya kamu melawan bapak." Ujar pak Khairul.

Setelah membaca pesan dari pak Khairul, buru - buru Jahida membuka baju nya hingga bugil, dan langsung mengambil beberapa foto nya yang sedang telanjang dan segera mengirim ke pak Khairul. Tak berselang lama, handphone Jahida kembali berbunyi.

"Bagus, gemes banget bapak sama meki kamu, pengen bapak lahap rasa nya pagi - pagi gini", balas pak Khairul.

Jahida tak membalas pesan terakhir pak Khairul dan langsung bergerak untuk mandi, dan setelah Jahida sudah siap, kembali Jahida mengecek ke tas nya yang mana berisikan semua celana dalam nya untuk di berikan ke pak Khairul, sesuai perintah nya saat ini Jahida memang tidak menggunkan celana dalam. Dengan wajah yang lesu Jahida keluar kamar dan menjumpai sang mamah yang sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi sayang, yuk sarapan dulu." sapa mamah Jahida.

"Pagi juga mah", kata Jahida yang duduk di meja makan.

"Kok muka nya lesu banget sayang? banyak tugas yah kemarin?" Tanya mamah Jahida.

"Iyaa mah, makanya pulang sampai sore", jawab Jahida.

"Mau mamah siapin bekal buat nanti di sekolah, takut nya nanti pulang telat lagi loh", ucap mamah Jahida.

"Ga deh mah, nanti makan di kantin aja", jawab Jahida.

"Yasudah, buruan habisin sarapan nya, kasihan nanti pak Khairul lama nunggu kamu", balas mamah Jahida.

"Iyahh mah." jawab Jahida lagi.

Tanpa mamah Jahida sadari bahwa sekarang sang putri nya lah yang harus menunggu pak Khairul sambari memberi service dulu kepada pak Khairul sebelum di antar ke sekolah.

"Yasudah Jahida berangkat dulu yah mah", pamit Jahida.

"Iyahh, hati - hati yah sayang, belajar yang rajin." ucap mamah Jahida seraya tersenyum kepada putri nya.

Jahida yang sudah keluar dari rumah nya pun kini melangkah kan kaki menuju rumah pak Khairul, teringat kemarin lusa pintu pak Khairul persis terbuka sedikit, sebelum Jahida mengetuk pintu untuk memanggil pak Khairul, ternyata suara pak Khairul lebih dulu terdengar meminta Jahida untuk masuk.

"Langsung masuk aja", hanya suara pak Khairul yang terdengar dari dalam.

Jahida pun mendorong pintu dan mendongakkan kepala ke dalam rumah itu, terlihat pak Khairul sedang menyeruput kopi nya, namun terlihat seperti belum siap - siap untuk mengantar Jahida ke sekolah, saling bertatapan, mata pak Khairul pun memberi kode agar Jahida masuk dan duduk di dekat nya, bagai kerbau yang di colok hidung nya, Jahidapun menuruti kemauan pak Khairul.

"Mumpung masih pagi, tuanmu ini mau ngentot budak nya dulu, hehehe..." ujar pak Khairul.

"Tapi tuan, nanti Jahida telat masuk kelas", jawab Jahida.

"Eh! bodo amat! emang nya gua pikirin, sekarang lu mau nurut kata gua atau ga?" bentak pak Khairul.

Jahida tak dapat berkata apa - apa mendengar pak Khairul yang membentak nya.

"Makanya buruan kasih meki lu ke tuanmu ini, biar cepat terus lu bisa ke sekolah, gitu aja ga paham - paham si, sekolah lu buat pintar bukan malah tolol." cerca pak Khairul.

Jahida pun mambuka rok sekolah nya, dan tampaklah meki nya yang masih sedikit bengkak akibat di hajar pak Khairul kemarin dan juga seharian kemarin di jejal timun.

"Itu jilbab nya jangan di buka, biarin aja, hehehe..." ujar pak Khairul.

"Iya pak", kata Jahida namun tetap tak bergerak mendekati pak Khairul.

"Lu nunggu apa anjing! ini kontol udah ga sabar buat di emut", ucap pak Khairul seraya memegang kontol nya di dalam sarung.

Jahida pun merunduk untuk masuk ke sarung pak Khairul, dan terlihatlah kontol pak Khairul yang sudah tegang dan keras seperti kayu, namun beda dengan kemarin, sekarang pak Khairul memang belum mandi dan tentu saja aroma selengkangan nya sedikit bau, tapi karna ingin segera menyelesaikan tugas nya, Jahida pun tak menghiraukan aroma yang cukup mengganggu itu.

Slrruuuppp.... Slrruuuppp... Slrruuuppp…

Terdengar suara dari bibir Jahida yang sedang mengoral kontol pak Khairul, sesekali pak Khairul menekan kepala Jahida agar kontol nya bisa masuk lebih dalam, namun karna Jahida yang belum terbiasa jadi terbatuk membuat pak Khairul pun tak melanjutkan menekan kepala Jahida. Tak tinggal diam, tangan pak Khairul pun kini meraba kedua gunung kembar Jahida dari luar baju, sesekali memencet puting Jahida, membuat sang gadis di dalam sarung itu mendesah.

"Aaahhhh…" desah Jahida.

pak Khairul yang menyadari Jahida mulai terbawa suasana, kini malah menggoyangkan pinggul nya seakan sedang menggenjot meki.

"Lu kudu belajar puasin tuan mu ini", ujar pak Khairul sambil mempercepat goyangan pinggul nya.

Glokk... glookk… Glokk...

Kini suara mulut Jahida berubah seperti orang yang kehabisan hafas, namun hal itu tak membuat pak Khairul memelan kan goyangan pinggul nya, malah pak Khairul makin kencang menyodok mulut Jahida, juga tangan pak Khairul makin kuat memelintir kedua puting Jahida, di rasa begitu nikmat dan nyaring klimax, pak Khairul pun menarik keluar Jahida dari sarung nya. Spontan tangan pak Khairul menampar bolak balik pipi Jahida yang membuat Jahida terkaget dengan tamparan keras yang mendarat di kedua pipi nya, dan reflek Jahida menarik mundur kepala nya agar tak di tampar lagi oleh pak Khairul.

"Anjing mulut lu enak banget bangsat", erang pak Khairul.

Dan dengan geram pak Khairul menjangkau tubuh Jahida dan langsung mengarahkan kontol nya ke meki Jahida, dan dengan satu dorongan saja seluruh kontol pak Khairul sudah bersarang di meki Jahida, meskipun sedikit sulit karna meki Jahida yang masih kering, namun itu hanya lah penderitaan bagi Jahida, lain cerita bagi pak Khairul yang merasakan sungguh nikmat menyodok meki yang masih kering.

"Ampun tuann", jerit Jahida

Yang seperti tak mendapat jeda, karna pak Khairul langsung memborbardir meki nya dengan kencang, gesekan kontol pak Khairul yang benar - benar penuh di meki Jahida sungguh menyiksa sang gadis, hanya dengan menggigit bibir Jahida mengeekpresikan betapa perih meki nya.

"Anjing lu, sialan lu, budak seks anjing", erang pak Khairul.

Yang memang sudah sangat bernafsu bahkan nyaris klimax dengan oral Jahida tadi, dan crooottt... croottt... pak Khairul menyembur kan peju nya di dalam meki Jahida, lanjut dengan menjatuhkan tubuh di sofa dangan Jahida yang masih duduk di pangkuan nya. Sembari kontol pak Khairul menciut, tugas Jahida ternyata belum selesai, karna pak Khairul dengan beringas terus memagut bibir munyil Jahida, bahkan pak Khairul menenggak kopi yang sudah dingin lalu meminta Jahida untuk meminum kopi yang ada di mulut nya, lagi - lagi dengan terpaksa Jahida harus membuka mulut nya guna menampung kopi yang ada di mulut pak Khairul dan langsung menelan nya.

"Anak pintar, hehehe…" kata pak Khairul.

"Sekarang non sarapan dulu yah sebelum kita mulai pelajaran berikut nya", sambil pak Khairul berlalu pergi ke dapur untuk mengambil sarapan.

"Iyaa pak", ujar Jahida.

Cukup lama pak Khairul meninggalkan Jahida di ruang depan, Jahida melirik jam dinding yang ada di ruangan itu, jam menunjukan pukul 07,30, yang arti nya kalaupun Jahida berangkat sekarang sudah pasti telat dan tidak akan di izinkan mengikuti pelajaran lagi, kembali Jahida menangis karna tidak menyangka pak Khairul setega itu kepada diri nya.

"Waktu nya sarapan", suara pak Khairul terdengar.

Jahida pun cepat - cepat menyeka air matanya ketika menyadari pak Khairul sudah datang dengan membawa makanan.

"Ngapain pake nangis - nangis lagi si non? padahal tadi desah - desah keenakan, hehehe…" ujar pak Khairul.

"Gapapa tuan", jawab Jahida lagi.

"Tuanmu ini paling ga suka yah liat budak seks tuan nangis - nangis, yaudah deh peraturan baru kalau begitu, mulai sekarang ga ada tu nangis - nangis, dihadapan tuan ini harus tersenyum, paham?" ujar pak Khairul.

"Paham tuan", kata Jahida lagi.

"Hehehe… gitu dong, ini tuan ada masakin makanan special buat budak seks kesayangan tuan", sembari pak Khairul menyerahkan makanan kepada Jahida.

"Cuiihhh…" pak Khairul tiba - tiba meludahin makanan yang dipegang Jahida, tak habis - habis rasa terkejut Jahida mendapat perlakukan pak Khairul yang kerap merendahkan nya.

"Lu ga di ajarin sopan santun yah sama orang tua lu? hahh?" kata pak Khairul yang juga tangan nya kini memgang dagu Jahida dan mendongakan kepala Jahida agar bertatapan dengan nya.

"Ampunn… pak, maafin Jahida." tak terasa air mata Jahida kembali mentes.

"Ga usah nangis", jerit pak Khairul.

"Udah dikasih makan bukan nya terimakasih malah nangis, anjing tolol", ujar pak Khairul.

"Cepat lu sujud di kaki tuanmu ini, terus bilang terimakasih karna sudah di beri makan dan berjanji untuk ga nangis lagi", ujar pak Khairul.

Dengan angkuh pak Khairul duduk di sofa usang nya, kemudian Jahida pun membungkuk kan badan nya untuk bersujud di kaki pak Khairul serta mengucapkan apa yang di perintahkan pak Khairul.

"Maaf kan saya tuan, dan juga terimakasih atas makanan yang sudah tuan berikan, mulai sekarang saya tidak akan menangis lagi tuan, sekali lagi maaf kan saya tuan", ujar Jahida.

"Ulangin lagi", perintah pak Khairul.

"Ga usah pakai saya – saya. sekarang lu itu budak seks gua, panggil diri lu anjing kotor, hahaha…" tawa pak Khairul terdengar nyaring.

Ingin menangis rasa nya Jahida namun di tahan oleh nya dan kembali Jahida mengucapkan kata - kata yang sama seperti tadi.

"Maafkan anjing kotor ini tuan, terimaksih juga atas makanan yang tuan berikan kepada anjing kotor ini, dan anjing kotor ini berjanji untuk tidak akan menangis lagi tuan, sekali lagi maafkan anjing kotor ini tuan, ujar Jahida.

Suara Jahida terdengar bergetar saat mengatakan hal itu, tapi itu adalah satu hal yang di harapkan oleh pak Khairul, dia ingin ketakutan Jahida akan dirinya benar - benar menghantui Jahida, sehingga kedepan nya Jahida akan terus tunduk kepada diri nya.

"Yasudah sana makan, dihabisin itu, tuamu ini masakin special buat anjing nya, hehehe…" ujar pak Khairul.

"Baik tuan", seraya Jahida hendak berpindah untuk duduk di sofa.

"Eh! mau ngapain? lu makan nya di bawah aja, anjing kan kalua makan di lantai, hahaha..." tawa pak Khairul.

"Sama makan nya pakai mulut aja, ga ada anjing makan pakai tangan", kembali pak Khairul tertawa.

Jahida pun dengan patuh menuruti kata pak Khairul.

"Dihabisin yah anjing, itu daging babi biar lu makin binal nanti kalau di entot." Ujar pak Khairul.

"Tapi babi itu haram tuan, Jahida ga bisa makan daging babi tuan", ujar Jahida.

"Emang siapa yang tau lu makan daging babi, gua Tanya? hah?" Ujar pak Khairul.

Jahida tak dapat menjawab pertanyaan pak Khairul.

"Ga usah banyak bacot lu anjing, kata gua makan ya lu harus makan, kata Abbasy enak kok itu daging babi, hahaha…" pak Khairul menertawakan Jahida.

"Tapi tuan." Ujar Jahida.

Belum sempat Jahida menyampaikan apa yang ingin dikatakan nya, tangan pak Khairul meraih wajah nya dan puuuuaaahhh… pak Khairul menyembur kan makanan yang sudah di kunyah nya ke wajah Jahida.

"Nurut aja apa susah nya si kamprett! buat nafsu makan gua hilang aja lu", oceh pak Khairul.

"Awas kalau tuan nanti balik sini makanan lu belum habis, habis lu", ancam pak Khairul sembari berlalu ke belakang.

Yang mana ternyata pak Khairul mengintip Jahida yang masih menatap ke arah makanan di depan nya itu, dan dengan ragu Jahida mulai menundukan kepala nya dan pelan - pelan melahap daging babi buatan pak Khairul, terlihat jelas wajah Jahida sungguh tertekan menuruti semua keinginan pak Khairul.

POV PAK KHAIRUL

Dimulai dari pagi hingga dengan siang ini Jahida sudah berhasil aku buat orgasme beberapa kali, sampai tubuh bugil nya sudah tak bergerak tergeletak di lantai dengan kondisi yang awut - awutan, aroma percintaan panas yang aku lakukan masih terasa di ruangan ini.

Tok... tok... tok...

Terdengar suara orang mengetuk pintu dari luar, dengan buru - buru aku berpakaian guna tidak ada kecurigaan oleh siapapun orang yang mengetuk pintu rumahku, dan dengan santai aku kedepan untuk melihat siapa yang datang.

"Ckrekk… eh bu Jamiah", aku cukup kaget melihat tetangga sebelah yang mengetuk pintu sekaligus adalah ibu dari Jahida.

"Iyahh… pak, ini saya tadi ada masak sop, buat pak Khairul makan siang", ujar buk Jamiah.

"Oh iyah… terimakasih buk", jawabku.

Pandangan buk Jamiah tertuju kedalam rumahku, membuat aku sedikit was - was kalau saja buk Jamiah tau bahwa Jahida sedang pingsan didalam rumahku, segera aku mengalihkan perhatian buk Jamiah dengan mengajak nya mengobrol.

"Masak sop gini emang bapak udah pulang yah buk?" Tanya ku.

"Eh?! ngga kok pak Khairul, kerjaan bapak masih banyak, malah saya kesini sekarang mau bilang ke pak Khairul buat tolong lihat - lihatin rumah saya, karna saya nanti siang mau berangkat ke tempat kerja bapak, sekalian tolong jagain Jahida yah pak." Ujar buk Jamiah.

"Loh emang non Jahida ga ikut buk?" Tanya ku.

"Jahida itu ga suka ikut - ikut gitu pak, dia lebih suka dirumah katanya", jawab buk Jamiah.

"Tadi saya sudah kirim pesan ke Jahida, nanti tolong bapak jemput dia yah terus tolong nanti saya titip kunci rumah yah pak buat di kasih ke Jahida", ujar buk Jamiah lagi.

"Oh… siap buk", kata ku.

"Kalau begitu saya pulang dulu yah pak, mau siap - siap, dan nanti sebelum pergi saya kesini lagi yah pak buat ngasih kunci rumah." ujar buk Jamiah.

"Iyah buk baik." Ujar pak Khairul.

Melihat buk Jamiah yang berjalan pulang kerumah, aku pun tersenyum mengingat bahwa selama satu minggu ini, Jahida akan menjadi budak seks ku tanpa ada batas waktu dari pagi hingga malam, aku bebas menghajar tubuh Jahida dan ngentot dengan nya, hahaha... Jahida yang masih pingsan pun tak menyadari bahwa mama nya kini sudah pergi ke luar kota mengunjungi papa nya, meninggalkan dia dengan sendiri serta memberi ruang kepada ku untuk menuntas kan semua fantasiku yang tidak masuk akal, tak hanya menjadikan Jahida sebagai budak seks, tapi aku juga sedang berusaha mencuci otak Jahida agar menjadi seekor binatang yang patuh dan tunduk. Lama menunggu Jahida yang tidak kunjung sadar, akhir aku membopong tubuh Jahida ke belakang rumah, dan langsung melempar tubuh bugil Jahida ke dalam kolam jamban ku yang kotor, byurrrrrr… spontan Jahida langsung sadar ketika tubuh nya jatuh ke dalam air, Jahida yang tidak bisa berenang pun panik dan berusaha meminta tolong kepadaku.

Ilustrasi kolam jamban pak Khairul.

"Tolong pak, tolong", jerit Jahida dari dalam kolam.

"Hahaha… mampus lu, syukurin", aku tertawa puas melihat Jahida yang nyaris tenggelam.

Tidak ingin turun ke kolam yang kotor itu, aku hanya menjulurkan bambu panjang ke arah Jahida yang kemudian langsung di gapai oleh Jahida dan aku pun menarik nya ketepi, masih dengan nafas yang tersengal - sengal Jahida menangis dan meluapkan kekesalan nya.

"Kenapa bapak jahat sama aku? hah? aku salah apa sama bapak?" jerit Jahida sambil menangis.

"Oh sudah berani melawan yah? Hebat!" jawab ku dengan memasang wajah marah.

Tak menunggu lama aku pun mendekat dan langsung menampar wajah Jahida dengan keras sehingga Jahida nyaris terlempar ke samping sangking keras nya tamparan yang aku berikan di pipi mulus nya, belum puas dengan hanya menampar, kini aku kembali menjambak rambut Jahida dengan kencang, lalu dengan sekuat tenaga aku kembali mengangkat tubuh Jahida.

"Ampun pak, ampun, Jahida ga akan mengulangi nya lagi", jerit Jahida yang menyadari kalau pak Khairul akan melempar tubuh nya ke kolam lagi.

Namun permintaan maaf nya tak membuat pak Khairul iba malah justru aku senang melihat dia yang ketakutan seperti ini, dan byuuurrrr… kali ini tubuh Jahida terlempar jauh ke tengah kolam, rasa panik Jahida pun semakin menjadi menyadari kemarahan ku yang mungkin dia berfikir bahwa aku akan membiarkan nya mati tenggelam, hahaha... Pada akhir nya aku pun mengakhiri tontonan yang seru ini, kembali aku menjulurkan bambu ke arah gadis malang itu dan langsung menarik nya kembali ketepi, yang langsung Jahida dengan merangkak mendekatiku dan langsung sujud memohon maaf.

"Maafkan anjing kotor ini tuan, ampun tuan, ampuni anjing kotor ini", kata Jahida yang kemudian menciumi kaki ku.

"Ini belum seberapa, kalau lu melawan gua lagi, tanggung sendiri lu akibat nya", kataku.

Padahal mana mungkin aku membiarkan dia mati tenggelam, selain takut masuk penjara, aku juga tak mau menyia - nyiakan kesempatan untuk terus mencicipi tubuh nya, hahaha...

"Iyah tuan, anjing kotor ini ga akan berani membantah tuan lagi, anjing janji tuan." ujar Jahida.

"Sekarang lu mandii, badan lu bau taik tu, hahaha…" ujarku sambal beranjak dari situ.

Mental Jahida telah kalah, jiwa nya sudah di penuhi ketakutan kepada pak Khairul, setelah kejadian barusan Jahida semakin tak berani untuk melawan pak Khairul, sampai untuk nanti berhadapan dengan pak Khairul pun Jahida sudah cemas duluan.

"Sini lu!" panggil pak Khairul.

"Baik tuan", Jahida yang baru selesai mandipun langsung mendekati pak Khairul.

"Tadi mama lu kesini titip pesan kalau dia pergi keluar kota, jadi sekarang lu pulang dandan yang cantik, nanti malam tuanmu ini mau datang kerumah lu! Hehehe..." ujar pak Khairul.

"Baik tuan", jawab Jahida.

"Siniin dompet kartu atm sama handphone lu, sama kasih tau berapa pin atm nya", kata pak Khairul.

Jahida pun mengambil tas nya dan menyerahkan apa yang di minta oleh pak Khairul, serta memberi tahu pin kartu atm nya, setelah itu baru lah pak Khairul mengizinkan Jahida untuk berpakaian dan menyuruh sang gadis pulang kerumah dan berdandan yang cantik guna menyambut kedatangan pak Khairul nanti malam. Setelah Jahida pulang kerumah nya, pak Khairul pun juga keluar untuk mengambil uang di kartu atm Jahida, dan betapa terkejut nya pak Khairul ketika tahu bahwa budak seks nya itu memiliki uang yang cukup banyak di kartu atm nya itu, namun tak ingin serakah pak Khairul hanya mengambil seperlu nya saja, toh dia fikir kartu atm itu juga di tangan nya sekarang, hahaha... Dalam perjalanan pulang pak Khairul berpas - pasan dengan pak Abbasy si penjual sayur, tiba - tiba terfikir di benak pak Khairul untuk mengajak pak Abbasy bersenang - senang nanti malam.

"Gimana jualan hari ini Abbasy?" Tanya pak Khairul.

"Aduh… Khairul, sepi kali, ini aja udah sore masih banyak sayur ku", jawab pak Abbasy.

"Gimana ga sepi, sayur - sayur kau ini pun sudah layu, hahaha…" ejek pak Khairul.

"Memang gila kau yah Abbasy, dari pagi sampai sore gimana ga layu, ini aja aku sudah mau jalan balik", kata pak Abbasy.

"Oh iyah Abbasy, nanti habis maghrib buk Jamiah bikin sykuran kecil - kecilan, kau datang yah", bohong pak Khairul.

"Syukuran apa Khairul?" Tanya pak Abbasy.

"Katanya pak Prasetyo mau buka usaha baru, pokok nya datang kau nanti yah, ku tunggu itu." ujar pak Khairul.

"Hebat kali yah itu pak Prasetyo, tambah kaya lah keluarga mereka itu nanti, hahaha.." tawa pak Abbasy.

"Yasudah lah aku pulang dulu, nanti ku tunggu kau di rumah buk Jamiah." kata pak Khairul sembari menghidupkan motor nya.

"Okok Khairul, nanti aku pasti datang." jawab pak Abbasy yang juga bersiap untuk pulang.

Berlalu lah kedua bapak - bapak itu pulang ke rumah masing - masing. Sementara dirumah Jahida. Di bawah shower Jahida sesegukan menangis, saat ini Jahida tak mampu membendung airmata nya, hanya penyesalan terlalu percaya oleh pak Khairul yang membuat nya sakit hati, namun setelah kejadian ini, Jahida malah terbawa semakin dalam ke dasar jurang yang di buat pak Khairul, Malah sekarang Jahida harus menjadi budak pak Khairul di rumah nya sendiri. Di depan cermin Jahida kini sedang merias wajah nya secantik mungkin, Jahida tak mau nanti hanya karna diri nya di pandang tidak cantik oleh pak Khairul malah mengundang amarah nya dan akan menghukum nya, tak selehai benang pun melekat dari tubuh Jahida, karna Jahida tau pak Khairul nanti pun tak akan mengizinkan nya menggunakan pakaian.

Bel rumah pun berbunyi. Seperti yang di katakan pak Khairul tadi bahwa dia akan datang, Jahida dengan buru - buru berlari keluar untuk membuka gerbang, dan dengan senyum yang memuakkan pak Khairul langsung masuk meskipun belum di persilahkan masuk oleh pemilik rumah, pak Khairul juga terlihat membawa tas hitam yang terlihat cukup berat.

"Anjing pintar", ujar pak Khairul yang langsung memagut bibir Jahida.

"Terimakasih tuan atas pujian nya", jawab Jahida.

"Ini tuan beliin sesuatu buat anjing", pak Khairul pun mengeluarkan kalung anjing sepaket dengan tali kekang dari dalam tas nya.

"Siniin leher anjing", perintah pak Khairul.

Setelah terpasang pak Khairul pun menyuruh Jahida untuk merangkak selayak nya seekor anjing, kemudian pak Khairul pun berjalan masuk kerumah sambil memegang ujung tali kekang itu, maka Jahida pun mengikuti langkah kaki pak Khairul ke dalam rumah nya. Dengan santai pak Khairul duduk di ruang keluarga, sementara Jahida yang sedari tadi berjalan merangkak di belakang nya kini duduk bersimpuh di lantai menunggu aksi - aksi gila dari pak Khairul. Kembali bel rumah Jahida berbunyi. Dengan senyum sinis pak Khairul pun buru - buru berjalan keluar untuk menyambut kedatangan pak Abbasy yang tadi sore di ajak nya untuk ke rumah Jahida, sedangkan Jahida terlihat cemas mendengar bel rumah nya berbunyi, ketakutan kembali meliputi diri nya.

Bagaimana kalau itu adalah mamah nya? bagaimana kalau mamah nya melihat dia sedang bugil bersama pak Khairul, apa yang akan terjadi kalau sampai mamah nya tau apa yang sedang dia lakukan, ditambah dengan kalung anjing yang sedang terpasang di leher nya. banyak pertanyaan di benak Jahida akan hal ini, bahkan kegelisahan tampak begitu jelas dari raut wajah Jahida.

"Lama kali kau datang Abbasy? sama siapa kau ini Abbasy?" Tanya pak Khairul yang keheranan Abbasy datang bersama abang nya yang juga bujang tua seperti pak Khairul.

"Ini abangku Khairul, namanya Fariel, mumpung makan gratis jadi aku bawa aja lah dia", jawab Abbasy.

"Yasudah kalau gitu, masuk – masuk", ajak pak Khairul.

"Eh?! kok sepi Khairul? kata kau ada acara disini", pak Abbasy kebingungan karna kondisi rumah Jahida yang sepi.

"Ada di dalam Abbasy hidangan nya." ujar pak Khairul.

"Besar kali yah Abbasy rumah nya", ujar pak Fariel.

"Iyalah, sampai matipun jualan sayur dak sanggup kita punya rumah kayak gini, hahaha…" ujar pak Abbasy.

"Udah nanti lanjutin ngobrol nya di dalam aja", pak Khairul memotong gurauan kakak beradik itu.

"Oh iya Khairul, yok lah kita masuk…" jawab pak Abbasy.

Baru beberapa langkah pak Abbasy memasuki rumah Jahida, mata nya langsung menangkap pemandangan seorang wanita tengah bersimpuh di samping sofa dalam keadaan bugil, mata pak Abbasy menatap tajam untuk memastikan siapa wanita itu, apakah buk Jamiah menjalin hubungan terlarang dengan pak Khairul. fikiran Abbasy sudah kemana - mana saat itu.

"Yang benar saja kau Khairul, aku ga berani yang aneh – aneh", ujar pak Abbasy kepada Khairul.

"Santai saja Abbasy, yang aneh itu kalau kau menolak, hehehe..." ujar pak Khairul.

Dengan ragu pak Abbasy melangkah mendekati untuk memastikan rasa penasaran nya kepada sosok wanita yang telanjang itu. Astagaa naga! pak Abbasy yang kaget setelah melihat dengan jelas siapa wanita itu.

"Hahaha… itu hidangan yang aku maksud tadi Abbasy, bagaimana?" Tanya pak Khairul kepada pak Abbasy.

"Ini kan anak nya buk Jamiah Khairul? bagaimana bisa jadi seperti ini?" Tanya pak Abbasy lagi.

"Ceritanya panjang, yang jelas sekarang kau nikmati dulu hidangan yang aku siapkan ini", seringai pak Abbasy.

Untuk bernafas saja Jahida sudah tak sanggup setelah mengetahui pak Abbasy sang penjual sayur ini menatap tubuh nya dengan mata melotot, begitu pula dengan pak Fariel yang juga tak kalah penasaran nya dengan pak Abbasy. Pak arififn pun mengambil ujung tali kekang Jahida dan memberikan nya kepada pak Abbasy.

"Ini kau icip - icip dulu hidangan nya, terserah dimana kau mau melakukan nya", ujar pak Khairul.

"Hahaha… kau memang kawan ku yang paling baik Khairul." kata pak Abbasy dengan mata yang tak lepas dari tubuh Jahida.

Jadi lah Jahida mengikuti pak Abbasy yang menarik tali kekang yang melingkari leher nya, sedangkan pak Khairul tetap di ruang keluarga berteman kan miras yang sudah di siap kan. Bagaimanakah nasib Jahida ditangan pak Abbasy dan pak Fariel …..

Bersambuung…

JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...

KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...

JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN

INSTAGRAM : @WIDASU.ID

INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...

JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!

TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.