Chapter 6: Foundations of Growth
Setelah membubarkan para Villager untuk makan malam dan beristirahat, Ardi pergi mandi di Manor House miliknya.
Setelah mandi ardi segera menuju ruang makan manor, Ardi duduk di kursinya menikmati hidangan sederhana yang disiapkan oleh Megumi. Menu malam ini sangat sederhana yang berupa semangkuk nasi dan dua lauk sederhana sop sayuran sederhana dan ikan asin panggang. Meski sederhana, rasa masakannya tetap lezat dan memberi kenyamanan setelah seharian penuh kejadian aneh yang menimpa dirinya.
"Masakanmu luar biasa, Megumi." Ardi meletakkan sendoknya dan tersenyum tulus.
Megumi yang berdiri di dekat meja sedikit menundukkan kepala, wajahnya menunjukkan sedikit kebanggaan. "Terima kasih, My Lord. Aku hanya mencoba memanfaatkan bahan yang ada sebaik mungkin."
Ardi mengangguk, lalu menghela napas. Ada banyak hal yang perlu ia lakukan. Sekarang tubuhnya berubah, dan dengan munculnya Ultimate Adaptation, ia perlu memikirkan bagaimana memanfaatkan potensinya sebaik mungkin. Namun, yang lebih penting saat ini adalah perkembangan desa.
Ia meletakkan alat makan di atas meja, lalu menatap Megumi dengan serius. "Megumi, tolong panggil Shinji dan Kaede. Aku ingin mendengar laporan mereka tentang survei wilayah."
Megumi terkejut sesaat, tetapi segera mengangguk. "Dimengerti, My Lord. Aku akan segera memanggil mereka."
Setelah Megumi pergi, Ardi menoleh ke samping, di mana Yui duduk dengan kaki bersilang di kursi sebelahnya. Gadis kecil itu menatapnya dengan ekspresi penuh minat.
"Kau terlihat serius, Master" komentar Yui.
"Iya Yui, karena aku harus memikiran perkembangan desa." Ardi menghela napas dan menyandarkan tubuhnya di kursi. "Jika kita ingin bertahan dan berkembang di pulau ini, kita perlu memahami sumber daya yang kita miliki."
Yui menatapnya, lalu tersenyum kecil. "Aku suka melihatmu seperti ini, Master."
Ardi memandang Yui dengan tatapan bingung. "Memang kamu suka aku yang bagaimana Yui?"
"Aku suka ketika kamu bersikap dan bertindak seperti Lord yang sungguhan," kata Yui sambil mentersenyum lebar, matanya berkilat nakal. "Kau semakin terlihat keren."
Ardi memandang Yui dengan serius. Ia merasa ada sesuatu yang berubah dari sikap Yui terhadapnya. Gadis AI asisten systemnya seperti lebih hidup dan lebih eskpersif. Namun Ardi memutuskan memikirkan hal itu nanti setelah menyelesaikan agenda malam ini.
Ardi tesenyum kecil, lalu berdiri. "Baiklah Yui saatnya ke ruang kerja. Aku tidak ingin mereka menunggu kita."
Di dalam ruang kerja di lantai satu, Ardi duduk di belakang meja kayunya. Cahaya dari lilin dan perapian menerangi ruangan dengan lembut. Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar, yang disusul suara pintu terbuka.
Megumi masuk lebih dulu, diikuti oleh dua orang yang Ardi panggil—Shinji dan Kaede.
Shinji, pria muda dengan tubuh tegap dan rambut hitam pendek, memberi hormat ringan. "Kami datang sesuai permintaan Anda, My Lord."
Di sebelahnya, Kaede, seorang gadis dengan rambut coklat kemerahan yang diikat ke belakang, mengangguk dengan ekspresi serius. "Kami siap melaporkan temuan kami."
Ardi mengangguk dan memberi isyarat agar mereka duduk. "Baiklah, aku ingin mendengar hasil survei kalian."
Shinji mengambil gulungan kulit dan membukanya di atas meja. "Kami telah menjelajahi lebih jauh ke bagian utara dan timur pulau ini. Ada beberapa tempat yang menarik yang menurut kami bisa dimanfaatkan."
Ardi menghela napas dan melirik kedua orang di hadapannya.
"Baiklah, mulailah sampaikan hasil ekpedisi kalian hari ini. Bagaimana hasil survei hari ini?"
Shinji yang lebih berpengalaman dari Kaede, maju selangkah dan mengambil gulungan kertas dari tas kecil di pinggangnya.
"Kami telah menjelajahi area di sekitar desa hingga radius beberapa kilometer. Kami menemukan beberapa lokasi yang dapat menjadi resource spot penting untuk perkembangan desa di Avalon Island," jelasnya dengan serius. "Kami telah mencatat total dua belas resource spot yang memiliki potensi besar."
Ardi mengangguk pelan. "Baik, Lanjutkan laporanmu Shinji."
Saat itu juga, sebuah panel virtual muncul di hadapan Ardi. Cahaya biru yang khas dari sistemnya bersinar lembut, menampilkan daftar lengkap resource spot yang telah ditemukan.
[Resource Spot Discovered] Bahan Makanan Alami
Wild Rice Paddies (Dekat Sungai Selatan)
Area alami di sepanjang tepi sungai di selatan desa, tempat padi liar tumbuh dengan subur. Dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian padi yang stabil.
Fruit Grove (Hutan Selatan Desa)
Area hutan kecil dengan berbagai pohon buah liar seperti apel, pir, cherry dan plum. Pohon-pohon ini bisa dipelihara dan diperbanyak sebagai sumber pangan alami.
Hardwood Forest (Hutan Timur Desa)
Area hutan kecil dengan berbagai pohon dengan pohon berkayu keras yang ideal untuk pembangunan dan peralatan.
Wild Herb Garden (Dekat Perbukitan Utara)
Area alami tempat tumbuhnya berbagai tanaman herbal yang dapat digunakan untuk obat-obatan atau bumbu dapur.
Small Game Hunting Ground (Hutan Barat Daya)
Sebuah wilayah dengan populasi kelinci, rusa kecil, dan burung liar yang bisa diburu untuk daging dan kulitnya.
Freshwater Fish Pond (Sungai Utama)
Bagian sungai yang memiliki populasi ikan air tawar dalam jumlah besar. Dengan pengelolaan yang tepat, area ini dapat menjadi sumber makanan berkelanjutan.
Resource Strategis
Stone Hill (Perbukitan Utara)
Bukit berbatu dengan batuan berkualitas baik untuk konstruksi. Bisa menjadi tambang utama untuk membangun infrastruktur desa.
Open Pit Mining Area (Dekat Pegunungan Barat)
Sebuah lokasi dengan berbagai kandungan logam dalam jumlah melimpah seperti besi, tembaga, almunium, selain itu terdapat beberapa vien perak dan emas di area sekitar tambang.
Natural Mineral Pond (Dekat Hutan Timur)
Sebuah mata air dengan kandungan mineral alami yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk kesehatan, pengolahan logam dan Onsen.
Clay Deposit (Dekat Sungai Selatan)
Tanah liat berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk membuat batu bata dan tembikar.
Wild Beehives (Tepi Hutan Barat)
Beberapa sarang lebah liar yang bisa menjadi sumber madu alami dan lilin.
Salt Mining Area (Perbukitan Utara)
Area kecil dengan kandungan batuan garam alami yang bisa digunakan untuk bumbu dan pengawetan makanan.
Ardi membaca daftar tersebut dengan penuh perhatian, lalu menatap Shinji dan Kaede. "Kalian berhasil menemukan lebih dari yang kuharapkan," katanya, sedikit kagum. "Bagaimana kondisi akses ke tempat-tempat ini? Apakah ada yang sulit dijangkau?"
Kaede, yang lebih paham soal pemetaan, menjawab, "Sebagian besar cukup mudah diakses, tetapi beberapa seperti tambang di barat dan mineral pond di timur memerlukan jalur yang lebih jelas. Jika kita ingin memanfaatkannya dengan maksimal, kita perlu membangun jalur yang layak."
Ardi mengangguk dalam. "Kita bisa mengatasinya nanti. Untuk sekarang, kita perlu menetapkan prioritas. Padi liar jelas paling penting. Batu dan tanah liat juga harus segera kita manfaatkan untuk konstruksi."
Yui, akhirnya berbicara. "Master, dengan semua ini, kita bisa mulai membangun fondasi yang lebih kokoh di Avalon Island."
Ardi tersenyum kecil dan mengacak rambut Yui dengan lembut. "Aku tahu, Yui. Dan aku akan memastikan kita melakukannya dengan benar."
Shinji dan Kaede saling melihat sebelum kembali memandang Ardi kembali.
"My Lord," Shinji berbicara dengan nada serius. "Kami siap bekerja kapan pun Anda perintahkan. Jika ada strategi khusu perlu kami jalankan, anda tinggal berikan perintah dan kami akan melakukannya untuk anda ."
Ardi menatap mereka, merasa semakin yakin dengan orang-orang di sekitarnya. Dia merasa beruntung memiliki mereka sebagai bagian dari kelompoknya.
"Baik," katanya sambil menghela napas ringan. "Besok pagi kita akan membahas strategi pengelolaan sumber daya ini dengan lebih detail. Kalian berdua telah bekerja keras, jadi istirahatlah malam ini."
Kaito dan Kaede membungkuk sedikit sebelum berbalik menuju pintu. "Dimengerti, My Lord."
Ketika keduanya pergi, Ardi bersandar di kursinya dan menutup matanya sejenak. Yui menatapnya dengan ekspresi lembut.
"Kau mulai berubah, Master," bisiknya. "Dulu kau terlihat bingung dan cemas. Sekarang kau terlihat lebih… percaya diri."
Ardi membuka matanya dan menatap peri kecilnya. Senyum tipis terbentuk di wajahnya.
"Mungkin karena aku tahu aku tidak sendirian di sini, Yui."
Peri itu tersenyum kecil dan duduk di sampingnya, mengayunkan kakinya pelan. Dalam keheningan malam, Ardi merasa lebih yakin bahwa Avalon Island bisa menjadi tempat yang benar-benar berkembang.
=== TO BE CONTINUED ===